Sunday 14 December 2014

Aku Salah Menilainya

for you

Kadang yang diharapkan berbenterun dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Disitulah perasaan bermakna, salah satunya adalah cinta. Apa yang dialmai Gita memang biasa, terjadi pada manusia umumnya. Tetapi menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simoatinya sebagaimana pungguuk merindukan bulan
                Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat mellihat sang pujaan hatinya.
                “Kita pilih duduk disini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengar suara serak yang mengusik lamunan Gita.



                “iya... Ri, mumpung kita ngumpul nih,” jawaban teman Qori.
                “Masak lo main rahasian sama geng sendiri,” tutur temannya lagi
Gita mendadak gugup. Nggak salah lagi itu Qori. Qori dari geng The SRIES, Cowok yang sangat di kagumi para cewek-cewek di sekolah.
                Gita nyaris enggak bergerak. Menyadari cowok tampan yang sedang di taksirnya itu ada di meja belekangnya. Saat sedang bareng dengan teman-teman aja Gita sudah Nervous.... apalagi sekarang ia sedang sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomongin soal gebetannya Qori. Wah...Wah...
                “jadi bener nih, dia tinggal di jalan tambunan?”tanya teman Qori.
                Deg, Gita nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran dia, rata-rata sudah kulia dan kera. Rasanya ingin tahunya semakin memuncak.
                “iya, anak kelas satu juga. Aku memang naksir dia. Soalnya dia manis banget,pintar,dan baik.pasti dong banyak saingannya. Makanya aku juga jaga jarak biar dia penasaran,”suara Qori terdengar riang.
                Jangtung Gita berdegup kencang. Ia semakin yakin, selain dia enggak ada anak kelas satu SMA tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Gita memang selalu jadi juara sejak caturwulan pertama. Semuanya Klop. Mungkin yang dimaksud Qori itu dirinya.
                “wah,playboy satu ini sudah bertekuk lutut. Terus kapa dong kamu nembek dia?” desak temannya.
                “Eh ngomong-ngomong siapa namanya?” tanya temananya lagi.
                “Gita,” jawab Qori.
                Kali ini gita nyaris nggak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja nggak ingat di mana dia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Qori naksir dia.berita ini wajib diceritakan pada sohib-sohibnya.
                Pukul setengah tujuh malam, semua p0ersiapan sudah sempurna. Sekarang Qori naksir dia. Primadona sekolah itu menyukai gadis seperti dia.. gita bernyayi bahagia.
                “kamu tidak sedang malamun Git?” kata intan sambil terkikik,
                “iya Git, jangan-jangan itu Cuma halusinasi aja,” timpal Shfiana.
                Gita pura-pura merengut sambil berucap “pendengaranku masih normal dan aku nggak bakalan critain kalau reaksi kalian begini.”
                “Bukan begitu Git, kalau benar Qori naksir kamu, kok bisa tenang – tenang aja sih?” kata Shafina.  
                Ruth mencoba menengahi. “Kan Qori sendiri yang bilang dia sengaja jaga jarak biar surpires”
                “udah deh, pokoknya mulai besok akan bakal jadi cewek  paling bahagia di dunia,” ujar Qita tersenyum bahagia.
                Keesokan harinya, bel rumah berbunyi. Dengan ceria Gita menghambur ke pintu, tapi ternyata yang datang Kak Aldi, pacarnya mba Enes. Keduanya lalu pergi, sementara Mama dan Papanya sudah berangkat ke acara resepsi. Di rumah hanya ada Gita dan mbak Tarni.
                Gita mulai tak sabar. Sedari tadi sohib-sohibnya menelpon dan membuatnya tambah be te.
                “Gita bangun! Kok tketiduran disi?”suara Mamanya terdengar sayup. Gita membuka matanya, ternyata Mama dan Papahnya sudah pulang.
                “O ya, Qori! Astaga, setengah sepuluh malam”Gita menjolak.ternyat Qori tifak datang dari tadi. Gita mulai kebingungan.
                Gita  akhirnya ikut ajakan orang tuanya unutk mencari makan malam diluar.
                “O ya gita. Mama lupa cerita tentang cucunya Bu Nanda, padahal sudah sebulan loh. Kapan – kapan  kamu main ke sana ya?” tiba-tiba mamanya berecerita. Gita Cuma mengangguk tanpa semangat.
                Ketika melewati rumah Bu Nanda. Gita melihat seorang gadis cantik keluar dari rumah diikuti seorang cowok. “Oh my god”. Gita terkejut bukan main. Berkali-kali dikedipkan matanya, berharap yang dilihatnya itu cowok lain. Tapi sia-sia, cowok itu benar-benar Qori. Mereka berdua kelihatan akrab sekali.
                Dengan gemetar gita berntanya pada mamanya,”siapa nama gadis itu, ma?
                “kebetulan namanya sama dengan kamu... Gita,”jawaban mamanya.
                Gita terkulai menyadari impiannya hancur oleh kebohongannya sendiri. Seharusnya ia mendengarkan ucapan sohibnya. Dan celakanya gita terlanjur begitu berharap. Dia merasa marah,kecewa, dan... malu sekali.

 karya :sulstya"SRIES",siswi kelas IX,5 SMPN 9 pekanbaru 


Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger