Wednesday 31 December 2014

Foto 4X6 di Saku Bajumu Nak


Seperti hari-hari kemarin,Tetap saja ada perasaan sedih yang menghantui relung hati Hamzah. Ayah berumur 29 tahun itu terlihat sering murung. Sedihnya Hamzah, bukan karena persoalan besar, bukan juga permasalahan ekonomi keluarga. Namun, kesedihannya karena satu pertanyaan yang dilontarkan pemateri ketika mengikuti acara Smart Parenting.

Belum Haji Sudah Mabrur


 
Ini kisah tentang Yu Timah. Siapakah dia? Yu Timah adalah tetangga kami. Dia salah
seorang penerima program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang kini sudah berakhir. Yu
Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya. Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding
anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu
Timah adalah bukan milik sendiri.

Penjara Suci




Aku berjalan mengendap –ngendap menellusuri semak-belukar mendekati tembok pembatasa pesantrenku. Tanah becek dari malam yang amat dingin sama sekali tidak menghalangi langkahku. Setelah sampai di depan pagar yang menurutku tidak terlalu tinggi ini, kuletakkan kayu balok setengah meter agar kakiku lebih leluasa untuk melompati pagar. Ya,aku akan loncat pagar tengah malam ini. Tapi bukan untuk kabur ke luar pesantren seperti biasanya,melainkan menyusup ke pesantren putri!

Thursday 18 December 2014

Aku Ingin Anak Lekakiku Menirumu




Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya:
“Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!”
Suamiku menjawab:
“Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak lelaki ingin seperti aku.”
Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja seperti biasa. Ketika bayi kecilku
berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatamkan Al Quran di
rumah Lalu kubilang pada suamiku:
“Supaya ia menjadi penghafal Kitabullah ya,Yah.”
Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata:
“Oh ya. Ide bagus itu.”

Memohon Nafkah


 
Fadlan datang kepada seorang kyai di kampungnya. Ia merasa bingung. Sudah banyak cara telah ia tempuh, namun rezeki masih tetap sulit ia cari. Kata orang, rezeki itu bisa datang sendiri, apalagi kalau sudah menikah. Buktinya, sudah 3 tahun ia menikah dan dikarunia dua orang anak, ia masih tetap hidup luntang-lantung tak menentu. Benar, keluarganya tidak pernah kelaparan sebab tidak ada makanan. Namun kalau terus-terusan hidup kepepet dan tidak punya pekerjaan, rasanya tidak ada kebanggaan diri. Ia pun datang kepada Kyai Ahmad untuk minta sumbang saran. Kalau boleh sekaligus minta do’a dan pekerjaan darinya. Terus terang, ia sendiri kagum dengan sosok Kyai Ahmad yang amat bersahaja. Tidak banyak yang ia kerjakan, namun dengan anak 9 orang, sepertinya mustahil bila ia tidak pusing memikirkan nafkah keluarga. Tapi nyatanya, sampai sekarang Kyai Ahmad tetap sumringah di mata Fadlan. Tidak pernah ia lihat Kyai Ahmad bermuka muram seperti dirinya.

Kekuatan Maaf Rasulullah SAW


 
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi keMadinah  dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada penampilannya menghadang. Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?” Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”. 

Dulu Haram Kini Halal


Pada suatu ketika di zaman Nabi Muhammad SAW ada seorang pencuri yang hendak bertaubat, dia duduk di majelis Nabi Muhammad SAW dimana para sahabat berdesakdesakkan di Masjib Nabawi. Suatu ketika dia menangkap perkataan Nabi saw :

“Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang Haram itu dalam keadaan halal”.

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak


Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari kearah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.

Kisah Indah Ibnu Hajar Dengan Seorang Yahudi


Ibnu Hajar rahimahullah dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu adalah seorang penjual minyak. Sebagaimana kebiasaan tukang minyak, si yahudi itu
pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.Si yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar:“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:

” Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. ” (HR. Muslim)

Sunday 14 December 2014

Aku Salah Menilainya

for you

Kadang yang diharapkan berbenterun dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Disitulah perasaan bermakna, salah satunya adalah cinta. Apa yang dialmai Gita memang biasa, terjadi pada manusia umumnya. Tetapi menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simoatinya sebagaimana pungguuk merindukan bulan
                Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat mellihat sang pujaan hatinya.
                “Kita pilih duduk disini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengar suara serak yang mengusik lamunan Gita.


Kisah Cinta Ponpes






Sambutan mentari di langit lepas membuat semangat diri ku bangkit untuk pergi menuju sekolah di sebelah masjid pondok ku. Di pondok inilah aku menuntut ilmu hingga akhirnya di wisuda pada tanggal 15 juni 2014, 5 bulan yang lalu.
Pagi ini serasa semangat mengebu-gebu diri ku untuk menuju sekolah entah angin dari mana yang membawa diri ini cepat menuju sekolah, padahal di masa-masa putih abu-abu ini semangat ku tak begitu tinggi karena aku merasa bahwa ini adalah masa tersulit dalam dunia pendidikan.  Sesampainya disekolah aku langsung membereskan bangku ku yang berada tepat di depan meja guru.  Kelihatan berantakan sekali bangku dan meja di kelas ku ini, entah apa yang telah terjadi di kelas ini, sampah – sampah berserakan